Untuk melawan krisis iklim yang saat ini sedang melanda dunia, maka seluruh pihak, baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat sipil harus berkolaborasi demi satu tujuan.
Pemanasan suhu bumi, kenaikan batasan air laut, terjadinya banjir, dan banyak peristiwa bencana lainnya merupakan salah satu dampak dari krisis iklim yang tidak terelakkan. Bukan hanya itu, perubahan besar pun akan terjadi pada habitat sebagai rumah alami bagi berbagai spesies binatang, tanaman, dan berbagai organisme lain.
Secara tidak langsung, bencana yang terus terjadi tentu bukan hanya mengancam kesehatan manusia, tapi juga mengancam banyak sektor salah satunya perekonomian. Oleh karena itu, peran sektor swasta dalam melawan krisis iklim terbilang sangat penting, karena selain memperkuat perlawanan juga berarti menyelamatkan bisnis mereka itu sendiri.
BACA JUGA: Krisis Iklim Mengancam Kelestarian Flora Fauna
Kali ini, redaksi merangkum 5 perbankan di Indonesia yang punya komitmen hijau atau juga peduli terhadap dampak krisis iklim. Berikut rangkumannya;
1. Bank Danamon
Bank Danamon adalah salah satu bank swasta yang peduli terhadap dampak buruk dari perubahan iklim. PT Bank Danamon Indonesia Tbk (IDX Code: BDMN) yang berdiri sejak 1956 ini menetapkan 9 poin kebijakan berkelanjutan. Salah satu poin dari kebijakan tersebut adalah sebagai perbankan di Indonesia, Bank Danamon akan terus-menerus mengajak para pemangku kepentingan untuk lebih memahami betapa pentingnya upaya memerangi perubahan iklim.
2. Bank Negara Indonesia (BNI)
Mencermati kondisi dari perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan BNI secara proaktif mengambil bagian dalam upaya pemulihan lingkungan, salah satu caranya dengan membuat program “BNI Go Green”. Program BNI Go Green ini adalah merupakan salah satu misi BNI untuk meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial Kepedulian BNI terhadap permasalahan lingkungan hidup karena sebagai organisasi, BNI memerlukan lingkungan dan alam yang terpelihara untuk survival kehidupan dan menjaga kontinuitas bisnis.
Bank yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menggunakan pendekatan 4 (empat) mata angin keberlanjutan (compass of sustainability) untuk diterapkan dalam praktik corporate sustainability dengan mempertimbangkan keberlanjutan: alam/nature, sosial kemasyarakatan/society, sumber daya manusia/well-being, ekonomi/economy.
3. CIMB Niaga
Merespon tantangan krisis iklim ini, Commerce International Merchant Bankers atau CIMB Niaga menyadari bahwa kita semua sedang berada pada masa peralihan menuju pembangunan ekonomi yang rendah karbon. Sektor jasa keuangan memiliki peran kunci dalam mengembangkan kebijakan yang dapat meningkatkan kinerja berbagai industri guna menurunkan emisi karbon (Gas Rumah Kaca).
Oleh karena itu, CIMB Niaga mengambil langkah dalam menyelaraskan kegiatan usahanya untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, yaitu dengan penerapan strategi keberlanjutan dan keuangan berkelanjutan. Penerapan kedua hal tersebut juga sejalan dengan dukungan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sebagai salah satu anggota Sustainable Banking Network yang berkomitmen dan ikut serta dalam pengelolaan risiko iklim.
4. Bank Rakyat Indonesia
Dilansir dari pikiranrakyat.com, Dampak perubahan iklim telah mempengaruhi keberlanjutan masa depan. Karena itu, upaya mengurangi dampak negatif perubahan iklim harus dilakukan seluruh elemen masyarakat, tak terkecuali pelaku bisnis salah satunya perbankan. Sebagai entitas bisnis yang bertanggung jawab untuk turut menjaga keberlanjutan lingkungan dan kehidupan yang layak, Bank BRI berkomitmen ikut berkontribusi mengurangi dampak negatif perubahan iklim. Salah satu caranya melalui penyaluran pembiayaan berbasiskan nilai-nilai lingkungan, sosial, dan tata kelola (environment, social, and governance/ESG) kepada pelaku usaha yang ramah lingkungan dan tersertifikasi pengelolaan analisis dampak lingkungan (AMDAL).
BACA JUGA: Jadi, Kapan Indonesia Akan Netral Karbon?
Mengutip Sustainability Report BRI 2020, hingga akhir tahun lalu BRI berhasil menyalurkan 63,9% dari total kredit untuk kegiatan usaha berwawasan lingkungan. Secara keseluruhan terdapat kegiatan usaha berkelanjutan terdiri dari 10 jenis yang menjadi sasaran penyaluran kredit, yakni kegiatan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), energi terbarukan, pencegahan dan pengendalian polusi, serta pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan yang berkelanjutan.
5. Bank Tabungan Negara (BTN)
Sebagai Bank yang fokus dalam pembiayaan perumahan di Indonesia, BTN juga sangat peduli terhadap perubahan iklim. Melalui “Program 5 Siap,” yakni Siap Sumber Daya Manusia (SDM), Siap Teknologi, Siap Proses Bisnis, Siap Pendanaan dan Siap Suplai Rumah, Perseroan yakin bisa ikut ambil bagian untuk mengurangi backlog tersebut. Tak hanya peduli dalam membiayai perumahan, Perseroan juga mensyaratkan agar setiap rumah yang dibangun terdapat pohon untuk mendukung penghijauan guna merawat bumi.
Dilansir dari detik.com, Carbon Disclosure Project (CDP) mengapresiasi kinerja Bank BTN terkait perubahan iklim dengan memberikan skor C dalam pengisian kuesioner perubahan iklim. Capaian itu mengalami perbaikan dengan raihan sebelumnya.
Pendiri Founder Bumi Global Karbon (BGK), Achmad Deni Daruri, menyatakan skor yang dicapai Bank BTN pada 8 Desember 2020 mengalami kenaikan 4 level menjadi skor C. Sebelumnya pada 2019 BTN memperoleh skor F, yang bermakna tidak merespons.