Dilansir dari VOA Indonesia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (11/10) mengatakan bahwa tindakan konstruktif terhadap perubahan iklim dapat menyelamatkan “jutaan” nyawa.
Menjelang Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2021, atau dikenal dengan COP26, yang dijadwalkan berlangsung pada 31 Oktober mendatang, WHO mendesak pemerintah-pemerintah di dunia agar mencapai kesepakatan nyata untuk memerangi perubahan iklim.
“Negara-negara harus menetapkan komitmen iklim nasional yang ambisius jika mereka ingin mempertahankan pemulihan yang sehat dan hijau dari pandemi COVID-19,” kata WHO dalam pernyataannya ketika mengumumkan laporan baru tentang perubahan iklim dan kesehatan.
Di tengah pandemi, krisis iklim termasuk kekeringan, gelombang panas, banjir, dan angin topan telah melanda seluruh belahan dunia.
“Perubahan cuaca dan iklim mengancam ketahanan pangan dan meningkatkan penyakit yang ditularkan melalui makanan, air, dan vektor, seperti malaria, sementara dampak iklim juga berpengaruh negatif pada kesehatan jiwa,” bunyi pernyataan WHO tersebut.
Laporan WHO itu diumumkan pada hari yang sama ketika surat terbuka yang ditandatangani lebih dari 400 badan kesehatan yang mewakili lebih dari 45 juta profesional perawatan kesehatan dirilis, menyerukan tindakan segera melawan perubahan iklim.
Pada KTT COP26 tahun ini di Glasgow, Skotlandia, peserta akan membahas langkah-langkah yang diperlukan untuk menghindari apa yang disebut sebagian orang sebagai “krisis ekologi yang belum pernah terjadi.” KTT tersebut sendiri akan berlangsung selama dua minggu. (lt/ka)