Foto Utama: Ilustrasi Aksi Iklim. Sumber: Educational Central
Krisis iklim dapat dikatakan sebagai ancaman terbesar bagi kehidupan makhluk bumi saat ini. Peristiwa dan bencana alam yang sering terjadi akhir-akhir ini merupakan bentuk nyata dari krisis iklim itu sendiri. Banjir bandang, angin kencang, kekeringan, dan cuaca ekstrim adalah perwujudan dari krisis iklim yang telah kita alami.
Selain itu fakta bahwa mencairnya es di Antartika dan Greenland yang menyebabkan naiknya permukaan air laut bahkan membunuh hewan-hewan yang tinggal di sana. Tidak dapat dibayangkan akan seperti apa bumi ini jika manusia terus begini. Sebagai manusia, kita tidak bisa tinggal diam, kita harus melawan krisis iklim
Ket: Aksi iklim di philipina. Sumber: pri.org, Erik De Castro/Reuters
Namun, sebelum memulai perlawanan terhadap krisis iklim, hendaknya kita paham akan penyebabnya. Berdasarkan sumber literasi yang saya baca sebelumnya, ada beberapa hal yang memperparah krisis iklim, pertama, gas rumah kaca. Gas rumah kaca membuat cahaya matahari terperangkap di bumi sehingga suhu bumi menjadi lebih panas. Gas ini terdiri dari Karbon Dioksida (CO2), Metana, Nitrogen Oksida, dan gas terfluorinasi. Beberapa gas ini dihasilkan secara alami oleh peristiwa alam, namun lebih banyak didukung oleh aktivitas manusia.
Kedua, peningkatan emisi. Peningkatan emisi dihasilkan dari kegiatan manusia yang menghasilkan gas rumah kaca tersebut. Pembakaran bahan bakar fosil merupakan hal yang menjadi masalah. Selain itu deforestasi juga telah memperparah keadaan karena hilangnya pohon sebagai penyerap CO2 dan penghasil O2. Kegiatan mengkonsumsi daging juga dapat meningkatkan emisi, karena peternakan menghasilkan gas metana dalam jumlah yang dapat diperhitungkan.
Bukan hanya itu, sebenarnya ada banyak kegiatan manusia yang berpotensi memperparah krisis iklim di antaranya:
- Penggunaan kendaraan bermotor karena berpotensi menghasilkan gas CO2 yang lebih besar.
- Penggunaan CFC pada kulkas dan pendingin karena berpotensi merusak lapisan ozon, sebagai lapisan pelindung bumi.
- Penumpukan sampah di TPA termasuk pendorong krisis iklim karena gas metana yang dihasilkan oleh sampah organik merupakan gas rumah kaca.
- Penggunaan listrik yang berlebihan. Perlu diketahui pembangkit listrik yang saat ini dijalankan di Indonesia merupakan penyumbang emisi terbesar. Didukung dengan jumlah penduduk indonesia yang banyak, aktivitas yang beragam, dan pembangkit listrik di Indonesia masih memanfaatkan pembakaran batu-bara.
Perlu kita ketahui, krisis iklim yang terjadi saat ini adalah tanggung jawab kita bersama. Bumi ini adalah tempat tinggal kita semua, tak ada tempat ternyaman selain planet ini. Oleh sebab itu kita harus bersatu melawan krisis iklim bersama-sama. Kita dapat beraksi melawan krisis ini mulai dari rumah.
Tentu sebagai salah satu orang yang bertanggung jawab atas krisis iklim, maka menurut hemat saya, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan dalam upaya mengatasi krisis iklim dunia. Pertama, melakukan penghematan energi. Sebagaimana kita ketahui pembangkit listrik kita saat ini termasuk penyumbang emisi terbesar dalam krisis iklim. Sebagai mengonsumsi energi hendaknya kita melakukan penghematan dalam penggunaannya. Hal yang dapat kita lakukan adalah mencabut sumber daya ketika tidak digunakan, mengganti peralatan elektronik dengan yang lebih hemat energi dan hal terkait lainnya.
BACA JUGA: Hubungan Manis Indonesia-Norwegia, Akankah Cinta Lama Bersemi Kembali?
Kedua, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Gas CO2 yang dihasilkan dari kendaraan bermotor merupakan gas emisi yang memperparah krisis iklim. Oleh sebab itu hendaknya kita mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Hal yang dapat kita lakukan adalah mengoptimalkan penggunaan kendaraan umum dibandingkan kendaraan pribadi dan memilih menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk menempuh jarak yang tidak terlalu jauh.
Ket: Sertifikat apresiasi kegiatan adopsi pohon. Sumber: dokumentasi pribadi penulis.
Ketiga, melakukan penanaman pohon atau donasi pohon atau adopsi pohon. Penanaman pohon berperan dalam pengurangan gas karbon dioksida yang dihasilkan sebagai emisi. Pohon dapat menyerap emisi CO2 dan menyumbangkan O2 untuk pernapasan kita. Penanaman pohon dapat menjadi obat bagi bumi yang sedang dilanda krisis iklim. Penanaman pohon dapat dilakukan mulai dari rumah namun ada banyak pilihan lain yang dapat dilakukan. Jika tidak punya lahan untuk menanam pohon, kita dapat melakukan donasi pohon atau mengadopsi pohon di suatu tempat. Ada banyak komunitas yang mengadakan adopsi pohon demi bumi yang lebih baik.
Keempat, mengurangi konsumsi daging. Dilansir dari National Geographic Indonesia, disebutkan bahwa dari sektor peternakan hewan menyumbang 3,9 % dari total emisi gas rumah kaca. Mengurangi konsumsi daging juga bagus untuk kesehatan dan juga membantu dalam pemulihan iklim. Tetapi kita tidak perlu khawatir, kita dapat mengganti protein hewani dari daging dengan protein nabati yang lebih menyehatkan.
Kelima, mengompos. Berdasarkan data dari KLHK menyebutkan bahwa 60% sampah di TPA merupakan sampah organik dan sampah inilah yang menghasilkan gas metana sebagai emisi. Oleh sebab Mengompos merupakan solusi terbaik terhadap sampah organik yang dihasilkan menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Dengan mengompos kita akan menghasilkan pupuk organik dan tidak menghasilkan bahaya bagi lingkungan.
Ket: Kegiatan membuat pupuk kompos. Sumber: dokumentasi pribadi penulis.
Mengompos merupakan kegiatan yang mudah dan seru untuk dilakukan. Dengan mengompos kita akan melihat bagaimana siklus alam bekerja, dari tanah kembali menjadi tanah. Bahan yang digunakan untuk mengompos juga cenderung mudah didapat. Kita hanya memerlukan unsur hijau dan unsur coklat dengan sedikit cairan bioaktivator. Teman-teman dapat melihat tutorialnya di Internet.
Keenam, mengkampanyekan gerakan perangi krisis iklim. Hal ini merupakan hal terakhir yang dapat kita lakukan ketika memiliki keterbatasan akan kekuasaan. Salah satu hal yang perlu kita lakukan adalah mendesak pemerintah untuk segera memanfaatkan potensi energi terbarukan yang melimpah di Indonesia. Selain itu kita bisa ikut mengkampanyekan gerakan ini kepada seluruh lapisan masyarakat melalui media sosial yang kita miliki. Hal ini dimaksudkan agar seluruh manusia dapat mengetahui permasalahan ini dan dapat bergerak bersama.
BACA JUGA: Global Climate Strike, Aksi Dunia Lawan Krisis Iklim Yang Makin Menggila
Ketujuh, menambah wawasan terkait krisis iklim. Ilmu merupakan dasar dari tindakan yang kita lakukan. Bertindak tanpa ilmu merupakan tindakan yang salah, oleh sebab itu jangan ragu untuk memperluas wawasan terkait krisis iklim yang terjadi dan solusi yang dapat diambil. Berdasarkan pengalaman yang telah saya lalui saat ini isu krisis iklim sangat banyak dibahas di berbagai platform terkhusus di media sosial. Sangat banyak webinar yang diadakan oleh berbagai komunitas, lembaga dan organisasi terkait krisis iklim. Jadi hendaknya kita memanfaatkan platform tersebut untuk menuntut ilmu.
Kedelapan, menjalani gaya hidup berkelanjutan. Gaya hidup berkelanjutan merupakan salah satu kunci dalam memerangi krisis iklim. Terutama dalam pengurangan pemakaian plastik sekali pakai. Seperti kita ketahui produksi barang-barang yang kita pakai selama ini juga menghasilkan emisi gas rumah kaca, sehingga kita harus mengoptimalkan penggunaannya. Menurut hemat saya, tidak perlu biaya mahal untuk berkontribusi demi bumi, namun, yang diperlukan hanyalah kesadaran dan juga aksi nyata.
Oleh sebab itu berdasarkan pengalaman belajar saya mengenai krisis iklim inilah langkah-langkah yang telah saya lakukan. Saya berharap langkah ini dapat mengurangi dampak dari krisis iklim. Selain itu saya mengajak teman-teman semua untuk bersama memerangi krisis iklim. Karena krisis iklim merupakan masalah kita bersama sehingga diperlukan langkah yang serentak untuk mengatasinya. Demikian aksiku untuk memerangi krisis iklim, semoga bermanfaat.
Penulis: Siti Rahma Dani Harahap
Mahasiswi Pendidikan Kimia Universitas Negeri Medan