Ada yang bilang, dalam permainan sepakbola pertahanan terbaik adalah menyerang. Sama halnya dengan krisis iklim, jika kita hanya diam, marabahaya akan terus bergentayangan.

Sekarang, krisis iklim sudah makin nyata. Banyak bencana terjadi seperti bencana banjir dan kekeringan yang membuat petani gagal panen yang akhirnya mengakibatkan terjadinya krisis pangan, kekeringan panjang membuat air bersih menjadi barang langka, lingkungan yang buruk bikin virus dan penyakit menular meningkat, over populasi dan gaya hidup konsumtif bikin krisis energi, dan rusaknya ekosistem membuat petani dan nelayan hilang pekerjaan.

Akibat krisis iklim, Indonesia bisa menderita kerugian sebesar Rp115 triliun di 2024 jika tidak ada aksi iklim yang nyata. Setidaknya, aksi iklim dapat menekan setengah dari kerugian yang dialami Indonesia (Rp57 triliun).

BACA JUGA: KLIMATOGRAFIK: Solusi dari Gambut Agar Target Emisi Nol Bersih Tidak Semrawut

Perhutanan sosial, konversi lahan, dan pengurangan deforestasi dan degradasi hutan merupakan langkah pemerintah dalam mengatasi krisis iklim.

Sudah saatnya Indonesia tancap gas dengan memperbesar pendanaan adaptasi, akselerasi perkuat perhutanan sosial, perkuat pengetahuan dan aksi iklim masyarakat salah satunya Proklim (program kampung iklim), terapkan tenologi dan inovasi, dan kolaborasi semua pihak.