Foto Utama: Ilustrasi kepedulian terhadap lingkungan di media sosial. Sumber: Dokumentasi pribadi penulis.

 

“Bumi kita sedang berduka, tidak hanya karena rusak alamnya, tetapi juga ada wabah yang menjangkit jutaan manusia”

Cobaan besar sedang menghampiri kita, akibat kemunculan virus Covid-19. Tidak ada pilihan yang dapat kita lakukan dalam menghadapi pandemi ini, selain berusaha membatasi aktivitas di luar dan menjaga protokol kesehatan agar dapat menghentikan penyebarannya. Namun di sisi lain, persoalan lingkungan masih terus berlanjut. Misalnya, kebakaran hutan dan lahan tak kian menghenti, hamparan sampah semakin meninggi, dan ancaman akan tenggelamnya daratan tempat kita berpijak ini.

Telah banyak pihak yang melakukan aksi dan mengingatkan kita sebagai manusia untuk segera sadar akan kerusakan pada bumi dan memikirkan aksi-aksi kecil yang berdampak besar terhadap lingkungan. Beragam kampanye, aspirasi, hingga demo telah berulang kali dilakukan. Tetapi di tengah keterbatasan mobilisasi dan aktivitas di luar, menuntut kita untuk memutar otak dan mencari cara lain untuk tetap dapat menyuarakan aspirasi dan meningkatkan perhatian terhadap perbaikan lingkungan. . Berikut ini adalah berbagai cara yang dapat kita lakukan.

Memilih Kampanye Berbasis Online

Ket: Ilustrasi Kampanye Lingkungan Melalui Internet. Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis.

Kampanye secara daring (online) menjadi pilihanku untuk menyampaikan isi dalam kepala terkait permasalahan iklim. Di era serba modern saat ini, teknologi informasiberkembang sangat pesat. Teknologi dalam berkomunikasi ini telah melahirkan pola dan strategi komunikasi baru termasuk dalam melakukan aktivisme sosial dan lingkungan berbasis daring. Aktivisme sosial melalui internet ada beragam macamnya, contohnya ialah kampanye, penggalangan dana hingga petisi.

BACA JUGA: Tenang, Bukan Hanya Mimpi Buruk, Laporan IPCC Juga Membawa Secercah Harapan untuk Hadapi Krisis Iklim Dunia 

Mengapa memanfaatkan internet? Karena pengguna internet di Tanah Air pada awal tahun 2021 telah menyentuh angka 202,6 juta jiwa atau setara 73,7% dari jumlah keseluruhan warga negara Indonesia. Hal itu disampaikan oleh agensi We Are Social dan layanan manajemen konten HootSuite. Sementara jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 170 juta orang (61,8%) pada Januari 2021. Dan tentunya, internet bisa diakses kapanpun dan di manapun.

Akibat pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai ini, banyak kegiatan beralih menjadi daring. Hingga muncul beragam ajakan seperti #WorkFromHome, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dan Webinar. Hal ini tentunya menjadi momentum baik yang dimanfaatkan banyak pihak dengan memakai layanan berbasis daring. Tujuannya untuk menyentuh seluruh lini masyarakat dalam aksi kepedulian lingkungan. Terkhusus kaum muda yang menjadi pengguna media sosial terbanyak pada tahun 2020, yaitu pada rentang usia 25-34 tahun berdasarkan Laporan Statista. 

Apa yang Aku Lakukan untuk Lingkungan melalui Internet?

Jangan merasa bahwa peduli lingkungan hanya dapat ditunjukkan melalui aktif berkegiatan dengan terjun langsung ke lapangan. Kemampuan ‘bersuara’ melalui tulisan juga bisa menjadi salah satu cara terbaik dalam menampilkan sisi positif kecintaan terhadap lingkungan. Bagaimana caranya?

1. Menulis di Blog

Ket: Ilustrasi laman blog. Sumber: Dokumentasi pribadi penulis.

Blog menjadi salah satu media populer bagi para penulis yang ingin membagikan tulisan menarik. Ada banyak jenis blog, mulai dari yang gratis, seperti Blogspot, WordPress, dan Medium, hingga ada pula yang berbayar. Aku cukup sering menunjukkan buah pemikiranku di blog pribadi, https://www.inimelynda.com/ dan https://melyndadwipuspita.blogspot.com/. Di sana aku sering menyampaikan opiniku yang berkaitan dengan lingkungan maupun tentang pengalaman hidup sehari-hari.

2. Menulis Artikel di Platform Lainnya

Saat ini banyak bertebaran platform yang mengizinkan masyarakat untuk turut aktif berpartisipasi menjadi jurnalis warga (citizen journalism). Tidak terkecuali dengan platform yang khusus menyediakan informasi terkait lingkungan. Misalnya saja ialah Mongabay Indonesia, WanaSwara, Hutan Itu Indonesia, Aliansi Zero Waste Indonesia, dan masih banyak lagi.

3. Membuat Infografis

Sebagai makhluk visual, manusia lebih mudah memahami suatu hal melalui gambar-gambar yang menarik. Alhasil banyak orang yang memilih jalan untuk membuat animasi, ilustrasi, maupun infografis yang bisa dibagikan di internet. Aku juga sedang belajar membuat ilustrasi untuk menjelaskan terkait isu-isu konservasi alam agar lebih mudah diterima oleh masyarakat awam.

4 Menyebarkan Virus Cinta Lingkungan melalui Media Sosial

Ket: ilustrasi kepedulian terhadap lingkungan di media sosial. Sumber: Dokumentasi pribadi penulis.

Indonesia menjadi salah satu pengguna media sosial terbanyak di dunia, seperti Instagram dan Facebook. Hal ini tentunya bisa menjadi peluang bagi kita secara individu maupun organisasi pecinta alam untuk menggerakkan massa lebih banyak. 

Seperti yang dilakukan oleh sebuah gerai makanan cepat saji di Indonesia yang mampu mengurangi 45% penggunaan sedotan plastik. Hal itu terjadi akibat memanfaatkan media sosial Instagram dengan tagar #nostrawmovement. Sementara kita, bisa melaksanakan langkah kecil dengan mengajak teman maupun followers di media sosial.

BACA JUGA: Wow, Demi Cegah Krisis Iklim, Kaum Milenial Ternyata Tak Ingin Punya Anak, loh

5. Mengikuti Lomba

Banyak instansi yang mengadakan lomba sebagai wujud untuk turut serta meramaikan hari-hari besar berkaitan dengan alam. Misalnya lomba menulis esai, karya tulis ilmiah, cover lagu, membuat poster, dan masih banyak lainnya. Biasanya lomba-lomba bertebaran pada saat Hari Konservasi Alam, Hari Laut Sedunia, dan sebagainya. Sesungguhnya, dengan ikut kompetisi, tidak hanya mengincar hadiah, tetapi lebih kepada menunjukkan ketertarikan terhadap lingkungan.

6. Donasi Bibit Pohon

Siapa yang suka ikut program penanaman mangrove atau reboisasi hutan gundul? Sayangnya seringkali beberapa orang harus terkendala karena keterbatasan jarak dan waktu. Tetapi di era serba modern saat ini, kesempatan membuat hutan kembali rimbun sangatlah mudah. Kita cukup menyisihkan uang untuk donasi bibit pohon. Sudah banyak organisasi yang fokus kepada donasi tanaman ini, misalnya Lindungi Hutan dan Yayasan Alam Sehat Lestari. Selain itu juga ada donasi Pohon Asuh yang sudah digawangi oleh organisasi KKI Warsi.

7. Tandatangani Petisi

Ket: Ilustrasi petisi online. Sumber: Change.org

Aku teringat dengan sebuah meme, saya hanya membuang satu sampah saja”, ucap 7,5 miliar manusia.

Yang artinya bahwa perbuatan kecil bisa berdampak besar jika dilakukan bersama-sama. Begitu pula saat meneriakkan aspirasi, dengan menandatangani sebuah petisi, kita bisa bahu-membahu untuk membuat suatu perubahan.

Itulah cara-cara yang telah aku lakukan di internet untuk sedikit bermanfaat bagi lingkungan. Aku berusaha menyampaikan kecintaanku kepada alam dengan kemampuan menulis. Bagaimana denganmu?

Yuk Dukung Perpanjangan Moratorium Sawit dengan menandatangani Petisi ini Perpanjangan Moratorium Sawit

Referensi

Nurbani & Ananda, S. T. (2019). Aktivisme sosial mengenai isu lingkungan hidup di Instagram (studi kasus pada mahasiswa Komunitas Pecinta Alam di Medan). Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA), 2 (3), 5-9.

Penulis : Melynda Dwi Puspita