Tepat pada 17 Juni tiap tahunnya, diperingati sebagai Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia atau The World Day to Combat Desertification and Drought. Peringatan ini dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak tahun 1994 berdasarkan Resolusi Sidang Umum PBB No. A/RES/49/115.
Dikutip dari laman Kehati.or.id, secara umum degradasi lahan terjadi di semua wilayah Indonesia, tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Lahan yang terdegradasi berat dapat ditandai dengan produktivitas yang rendah sekali, tingkat erosi yang tinggi, dan tutupan lahan kurang dari 50%. Di Indonesia degradasi lahan diakibatkan oleh banyak sebab, di antaranya pertambahan jumlah populasi manusia, kemiskinan, bencana alam, penggunaan dan pengelolaan lahan yang tidak tepat, penggunaan bahan kimia yang berlebihan, proses reklamasi dan rehabilitasi pasca tambang yang tidak dilakukan dengan kaidah dan aturan yang berlaku.
Pemerintah RI dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memiliki perhatian tersendiri tentang penanggulangan degradasi lahan. Tahun 2018, terdapat 14,01 juta hektare lahan kritis di Indonesia. Karenanya, KLHK menargetkan rehabilitasi hutan dan lahan pada tahun 2019 seluas 207 ribu hektare, yang akan difokuskan pada 15 DAS prioritas, 15 danau prioritas, dan 65 bendungan dan daerah rawan bencana.
BACA JUGA: Krisis Iklim Mengancam Kelestarian Flora Fauna
Lantas, apa tema peringatan tahun 2021 ini dan maknanya bagi bumi?
Dilansir dari laman Tirto.id, Tema Peringatan Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia Tahun 2021 Peringatan Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia tahun 2021 mengambil tema restoration, land, recovery.
Peringatan kali ini difokuskan untuk mengembalikan lahan kritis menjadi lahan yang sehat dan produktif. Pemulihan lahan kritis dapat memberikan dampak positif pada kehidupan.
Dampaknya antara lain memberikan ketahanan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan dan ketahanan pangan. Sedangkan di masa sekarang, pemulihan lahan secara tidak langsung ikut membantu memperbaiki kehidupan yang terdampak pandemi COVID-19.
Ibrahim Thiaw selaku Sekretaris Eksekutif UNCCD mengungkapkan bahwa pemulihan lahan dapat memberikan kontribusi yang luar biasa besar terhadap perbaikan ekonomi pasca COVID-19.
Saat ini ratusan mata pencaharian hilang akibat adanya pandemi. Maka itu, berinvestasi pada pemulihan lahan dapat menciptakan lapangan pekerjaan sekaligus meningkatkan perekonomian. Selain meningkatkan ekonomi, pemulihan lahan kritis berarti juga memperbaiki ekosistem alam. Saat ini hampir tiga per empat lahan bumi telah dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan pangan, infrastruktur, serta perumahan. Memperbaiki ekosistem dapat mengurangi krisis iklim sekaligus memperkuat ketahanan alam terhadap bencana dan cuaca ekstrem. Pencegahan serta pemulihan lahan kritis menjadi agenda yang sangat penting dan mendesak untuk saat ini. Pasalnya, hal ini dapat mempercepat pemulihan akibat pandemi sekaligus menjamin kelangsungan hidup manusia jangka panjang. (*)