Foto utama: berfoto bersama mahasiswa saat membersihkan drainase. Sumber: Dokumentasi pribadi penulis.
Di dalam kehidupan sehari-hari, hal sederhana yang saya dapat berikan dalam upaya menjaga kelestarian alam terkhususnya dalam memperlambat laju perubahan iklim adalah bersama masyarakat dan yang lainnya.
Menjaga kebersihan lingkungan terutama saluran drainase bebas dari sampah, karena fakta yang selama ini kita lihat banyak sekali sampah-sampah yang menyebabkan saluran drainase tersumbat sehingga sangat rentan terhadap bencana banjir serta sampah-sampah organik atau anorganik yang berada di sepanjang aliran drainase ini akan terus mengalir bersama air menuju muara yaitu sungai yang membuat terancamnya ekosistem perairan, hilang nya sumber air bersih, pencemaran air sungai.
BACA JUGA: Gara-Gara Batu Bara, Akhirnya Saya Putuskan Pindah Buku Tabungan
Kita mengetahui sungai adalah sumber pelepas gas rumah kaca yang cukup besar dengan sistem akuatik seperti sungai dan danau menyumbang lebih dari setengah persen gas metana di atmosfer. Alasannya karena sungai menampung karbon dan nitrogen yang besar dari bentang alam, seluruh air sungai mengandung tiga gas rumah kaca, yaitu karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida.
Makin tercemar sebuah sungai, maka makin besar kadar emisinya yang sudah pasti akan meningkatkan gas rumah kaca di atmosfer bumi sehingga menyebabkan pemanasan global dan terjadinya perubahan iklim yang saat ini sedang kita rasakan dan nikmati dampaknya seperti kekeringan, erosi, kebakaran hutan, banjir, longsor, dan cuaca yang tidak dapat lagi kita prediksi.
Ket: Membersihkan sekitaran sungai bersama mahasiswa. Sumber: dokumentasi pribadi penulis.
Kegiatan ini yang dilakukan setiap tahun dan ini adalah tahun ke 2(dua) kami berkegiatan sebelum terjadinya pandemi Covid 19 melanda tepatnya di bulan oktober 2018, bersama mahasiswa-mahasiswi saya di Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya serta instansi yang terkait seperti Satker Balai Wilayah Sungai Kalimantan II, PPK dan staf Provinsi Kalimantan Tengah, Satker Cipta Karya, PPK dan staf, Tim Pelaksana GN-KPA Provinsi Kalimantan Tengah, Komunitas Pecinta Lingkungan, Pelajar dan Masyarakat dalam peringatan Hari Habitat Dunia (HHD) dan Hari Kota Dunia (HKD) 2018 dalam Gerakan Indonesia Bersih, kami bersama-sama bekerja bakti membersihkan sampah yang mengendap dan terbawa hanyut di saluran drainase aliran Sungai Kahayan Kota Palangka Raya.
Gotong royong membersihkan sampah-sampah dan ilalang itu dimulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 11.30 WIB. Untuk membersihkan sampah dan rumput itu, masing-masing dari kami membawa peralatan berupa cangkul, gacok, tempat sampah peralatan lainnya. Aliran Drainase ini berada di pemukiman padat penduduk dan di samping pasar sehingga sampah yang kami kumpulkan seimbang antara jumlah volume sampah organik (sayuran, rumput, ilalang, kayu dan ranting pohon) dan anorganik (plastik, botol dan pampers).
Saya sangat senang sekali karena melihat para masyarakat sekitar lokasi drainase terlihat semangat gotong royongnya masyarakat dalam mewujudkan kepedulian lingkungan sangat tinggi pada saat kegiatan ini dimulai mereka sudah berada di lokasi pada jam 07.00 wib, serta kekompakan saat bersama-sama bergotong royong, ini adalah salah satu contoh yang dapat diberikan kepada para mahasiswa saya sebagai generasi muda untuk selalu wajib memiliki jiwa semangat tinggi dalam rangka berjuang melindungi dan menjaga lingkungan, alam serta bumi ini.
Namun, saat sekarang selama 2 (dua) tahun kegiatan rutin ini tidak dapat dilakukan karena pembatasan aktivitas manusia terkendala pandemi Covid-19. Akan tetapi kondisi sekarang yang membuat saya bahagia adalah aliran drainase tempat lokasi kegiatan kami sudah tidak ada lagi sampah di sepanjang alirannya. Ternyata kegiatan yang terakhir kami lakukan telah memberikan dampak positif perubahan perilaku pada masyarakat di sekitar kawasan aliran drainase tersebut.
Ket: berfoto bersama mahasiswa saat melakukan gotong royong membersihkan drainase. Sumber: dokumentasi pribadi penulis.
Mereka tidak lagi membuang sampah sembarangan langsung ke drainase, dengan tertib membuang sampah pada tempat sampah yang sudah disiapkan oleh Pemerintah Kota Palangka Raya, pemilahan sampah organik dan anorganik juga dilakukan masyarakat. Program kegiatan ini menghadirkan rasa sadar dan peduli pada masyarakat sehingga lahir rasa memiliki terhadap sungai Kahayan yang berada di muaranya sehingga menurunkan risiko banjir, memulihkan habitat, dan meningkatkan keanekaragaman hayati.
BACA JUGA: Sungai, Sebuah Ekosistem Penyangga Kehidupan dan Penjaga dari Bencana
Harapan saya program ini akan tetap hadir kembali setelah pandemi Covid 19 berakhir dengan aksi nyata bersama masyarakat, menyentuh mereka bersama alam dan lingkungan secara langsung di lapangan, terus menginformasikan kepada masyarakat betapa pentingnya mengurangi pencemaran sungai, meningkatkan kualitas air dengan memulihkan, merehabilitasi dan merestorasi akan mengurangi emisi gas rumah kaca dan dampak perubahan iklim.
Penulis: Dr.Hj.Sari Marlina,S.Hut,M.Si
Dosen Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya