Laporan terbaru dari organisasi konservasi keanekaragaman hayati internasional atau International Union for Conservation of Nature (IUCN), menyebut bahwa hewan khas Indonesia yakni Komodo sebagai hewan yang terancam punah. 

Dikutip dari laman IUCN, Komodo terancam oleh dampak krisis iklim di masa depan. Spesies kadal terbesar di dunia yakni komodo atau Varanus komodoensis, telah berpindah kategori dari “rentan” menjadi “terancam punah” dalam Daftar Merah IUCN. 

Daftar Merah IUCN adalah indikator penting kesehatan keanekaragaman hayati dunia. Jauh lebih dari sekadar daftar spesies dan statusnya, ini adalah alat yang ampuh untuk menginformasikan dan mengkatalisasi tindakan untuk konservasi keanekaragaman hayati dan perubahan kebijakan, penting untuk melindungi sumber daya alam yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.

BACA JUGA: Semangat Tak Boleh Luntur, Krisis Iklim, Ayo Pukul Mundur!

Daftar Merah ini memberikan informasi tentang jangkauan, ukuran populasi, habitat dan ekologi, penggunaan dan/atau perdagangan, ancaman, dan tindakan konservasi yang akan membantu menginformasikan keputusan konservasi yang diperlukan.

Tidak dapat dimungkiri, spesies endemik Indonesia dan hanya terdapat di Taman Nasional Komodo yang juga terdaftar sebagai Warisan Dunia ini, semakin terancam oleh dampak krisis iklim. 

Naiknya suhu global dan naiknya permukaan air laut diperkirakan akan mengurangi habitat yang cocok bagi komodo setidaknya 30% dalam 45 tahun ke depan. Selain itu, sementara subpopulasi di Taman Nasional Komodo saat ini stabil dan terlindungi dengan baik, komodo di luar kawasan lindung di Flores juga terancam oleh hilangnya habitat yang signifikan karena aktivitas manusia yang terus berlangsung.

Sumber: Youtube Pikiran Rakyat

Terkait dengan hal ini, dalam rilis yang juga disampaikan di laman IUCN, Dr Andrew Terry, Direktur Konservasi di Zoological Society of London (ZSL), mengatakan, “Komodo pertama kali diperkenalkan ke publik Inggris oleh Sir David Attenborough hanya 60 tahun yang lalu, dalam serial ikonik BBC “Zoo Quest for a Dragon” dengan ZSL. Gagasan bahwa hewan prasejarah ini telah bergerak satu langkah lebih dekat ke kepunahan sebagian karena perubahan iklim sangat menakutkan – dan seruan lebih lanjut agar alam ditempatkan di jantung semua pengambilan keputusan pada malam COP26 di Glasgow”.